Sabtu, 14 Januari 2012

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA tentang AHMADIYAH

Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Warga Masyarakat.

1.       Memberi peringatan dan memrintahkan kepada warga masyarakat untuk tidak menceritakan, menganjurkan, atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiata keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.
2.       Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), sepanjang mengaku beragama Islam, untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama islam, yaitu penyebaran faham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW.

Makalah Agama dan Manusia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berjinah, membunuh, mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi).

Agar hawa nafsu itu terkendalikan (dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini. Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

petikan dari ADONIS

v  Puisi berproses dalam situasi yang terus berubah dan menjadi. Puisi adalah tindakan awal tanpa akhir.
Tujuan puisi adalah pertanyaan, pengamatan, penelitian, dan terobosan.
Puisi menembus batas agama.

v  Sejarah memperlihatkan yang kuat yang menafsirkan. Mereka menciptakan kebenaran tunggal....”mereka “ adalah kolaborasi penguasa, intelektual dan uang.

v  Toleransi sejati tak mungkin dibangun kalau satu pihak mengklaim kebenaran tertinggi.

v  Berpikir adalah pekerjaan berat, tetapi merupakan langkah maju. Kemalasan berpikir membuat orang berjalan mundur, mencari solusi persoalan masa kini dari masa lalu.

_Kompas, Sosok, Jum’at 14 November 2008_

Kita mati jika kita ciptakan Tuhan
Kita mati jika tidak kita bunuh Tuhan
O, kerajaan batu cadas yang kebingungan
(“Aghaniy Mihyar al-Dimasqiy, 1961)

*       

Seseorang Tuhan telah mati
Tuhan yang duduk turun dari sana
Dari tengkorak langit
Siapa tahu
Dalam ketakutan dan kehancuran
Dalam keputusasaan dan di tandus tanah padang pasir
Dari kedalamanku muncul seorang Tuhan
(Mihyar, Adonis)

*       

Dalam Tuhan baru apa
Bangkit jasad kita
Bolak-balik besi impit gerak kita
Algojo-algojo tiada henti siksa kita
Atas nama puing-puing yang bahagia
Kelahiran kita jerit putus asa
Alamak!
(Adonis)


Adonis

Sastrawan Arab yang bernama asli Ali Ahmad Said Asbar (1. 1930). Adonis disebut Ali Harb, salah seorang cendekiawan Arab terkemuka sebagai “nabi”.

Ia adalah simbol yang dipuja sekaligus dikecam karena kerap tak lazim dan menimbulkan kerumitan luar biasa dalam berkarya, juga mendobrak kemapanan. Ia modern dalam pengertian menawarkan kebaruan dan menghadirkan semesta kemungkinan yang tanpa penyudahan. Selebihnya adalah perlawanan atas budaya Arab (islam) yang ia saksikan, rasakan dan dialami sendiri; kemapanan pada tradisi masa lalu.

Ia menghadirkan diri sebagai pencipta yang tak sedia menemui ajal kemapanan (toughtful poet). Kesediaan tunduk pada kepatuhan yang mapan merupakan kemunafikan.

Adonis gelisah pada sastra genealogi sastra Arab yang masih banyak mengagungkan spirit dan bentuk masa lalu, yang tak boleh diganggu gugat serta gelisah pada kebudayaan Arab – Islam yang berirama stanza statis.

Masa lalu menjadi segala-galanya, kebudayaan Arab – Islam kini tak boleh bertanya, dalam nalar masa lalu ia berada. Kekinian tak bermakna kala masa lalu tidak dihadirkan. Tradisi dimanunggalkan dalam tafsir yang serba meliputi.

Simpulan Adonis; ternyata nalar Arab-Islam tak mampu berjejak pada kemajuan zaman karena tertarik jauh ke belakang sejarah. Glorifikasi dan romantisasi masa lalu yang gemilang selalu dipegang. Yang kini (al-hadhir) dan yang mendatang (al-mustaqbal) bersifat linear mengikuti garis lurus tradisi masa lalu (al-turats al-qadim). Bagi kaum konservatif Arab, pandangan inilah yang mencibir Adonis sebagai “Berhala Kejahatan”.

Masa lalu terkait dengan pendasaran prinsip-prinsip keagamaan yang amat statis. Nalar yang dihadirkan mesti diasosiasikan terhadap al-madhi (masa lalu) sehingga generasi berikutnya, hanya mengambil al-ittiba (imitasi), taklid (meniru), dan serba mengikuti struktur arketipe masa lalu. Pelbagai kecenderungan untuk dinamisasi kebudayaan yang muncul untuk keluar dari kerangkeng kejumudan dan konservativisme ditolak habis-habisan. Padahal, “yang dinamis’ identik dengan spirit kemajuan, yang kemudian bersetubuh dengan teologi al-hadhir (kemendatangan), al-aql’ (pemikiran), al-ibda (kreatifitas), al-fard (individu), serta keniscayaan perubahan kebudayaan.

Adonis mengatakan, selamanya orang Arab – Islam tidak akan pernah makmur dan menjadi “pencipta”, kecuali jika struktur tradisional pemikiran Arab itu didekonstruksi sehingga terjadi perubahan dalam cara memandang dan memahami sesuatu. Yang mesti disadari betul bahwa dasar kebudayaan Arab ialah plural, tidak satu.

Masa lalu tidak bernilai, selama ia tidak menjadi kekuatan untuk menjadi kekuatan untuk menjadi bagian masa depan kala ia dimanfaatkan secara inovatif.

Menurut Adonis, modernitas sama dengan sekularisme dan rasionalisme absolut sebagai jalan tunggal menuju keadilan sosial, egalitarianisme, dan kemajuan. Manusia, bukan Tuhan, harus menjadi pusat dunia dengan dirinya sendiri, dan kebebasan atau kehendaknyalah yang mesti mengukir sejarah peradaban sesuai dengan fungsi akal. Hanya melalui pengalaman manusia dan efektivitasnya di dunia luar yang dapat membawa pada makrifat kebenaran, bukan spekulasi, kontemplasi, maupun praanggapan keagamaan yang apriori.

Adonis amat mempercayai bahwa peran manusia-manusia kreatif yang mempunyai will to power dan memahami betul arti kebebasan dapat menjadi agen-agen perubahan utama.

Manusia tidak boleh terkungkung oleh nilai-nilai kebudayaan klasik yang terlalu menentukan, apalagi jika antropologi kemanusiaan terlalu ditentukan secara geosentris yang mengebiri sifat kebebasan. Akan tetapi, dalam pertarungan di panggung sejarah, kemenangan kerap berpihak pada pemegang imitasi dan pendukung kemapanan.

Otoritas kebenaran menjadi milik kaum penguasa. Agama ditempatkan sebagai kekuasaan politis yang memisahkan unsur budaya untuk kemudian memberikan standarisasi pada teks kebenaran, wahyu, dan bangunan keilahian.

Kompas Seni | Wancana | Minggu, 11 November 2007
_Zacky Khairul Umam_
Program Studi Arab FIB UI, Depok

PENCIPTAN MANUSIA

“Dan apakah tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakan dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia di hidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pada kali pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.”
(QS Yaasiin [36]: 77-79)

Sperma dan sel telur bertemu, dan kemudian bersatu membentuk sel tunggal yang disebut zigot. Satu sel tunggal ini merupakan cikal-bakal manusia. Sel tunggal ini kemudian membelah dan memperbanyak diri. Beberapa Minggu setelah penyatuan sperma dan telur ini, sel-sel yang terbentuk mulai tumbuh berbeda satu sama lain dengan mengikuti perintah rahasia yang diberikan kepada mereka. Sungguh sebuah keajaiban besar: sel-sel tanpa kecerdasan ini mulai membentuk organ dalam, rangka, dan otak.
           

makalah MAHAR

A. Pengertian dan Hukum Mahar

Pengertian mahar secara etimologi berarti maskawin. Sedangkan pengertian mahar menurut istilah ilmu fiqih adalah pemberian yang wajib dari calon suami kepada calon isteri sebagai ketulusan hati calon suami, untuk menimbulkan rasa cinta kasih bagi seorang isteri kepada calon suaminya dalam kaitannya dengan perkawinan. Pemberian itu dapat berupa uang, jasa, barang, ataupun yang lainnya yang dianggap bermanfaat oleh orang yang bersangkutan.
Kemudian menegnai depinisi mahar ini dalam Kompilasi Hukum Islam, juga dijelaskan bahwa mahar adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, baik bebentuk barang, uang atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. 
Dalam ilmu fiqih mahar atau maskawin mempunyai banyak nama. Demikian pula dalam al-Qur’an, maskawin sering disebut dengan sebutan yang berbeda-beda, kadangkala disebut dengan shadaq,nihlah, faridhah, atau ajrun. Dalam hadits, kata maskawin biasa disebut dengan dua kata saja, yaitu shadaq, dan maharDasar hukum mahar.
Firman Allah :

Artinya :
“Berikanlah kepada wanita-wanita yang kamu nikahi mahar mereka dengan kerelaan.”
( Q.S. An-Nisaa : 4)
Imam Syafi’i mengatakan bahwa mahar adalah sesuatu yang wajib diberikan oleh lelaki kepada perempuan untuk dapat menguasai seluruh anggota badannya. Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa mahar merupakan/sebagai rukun nikah, maka hukum memberikannya adalah wajib.

Sementara dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 30 dikatakan bahwa “ Calon mempelai pria wajib membayar mahar kepada calon mempelai wanita yang jumlah, bentuk dan jenisnya disepakati oleh kedua belah pihak”.

 

Lidah

“Siapa yang menahan lidahnya, pasti Allah menutupi auratnya, siapa yang dapat menahan amarahnya, pasti Allah akan melindunginya dari siksa-Nya, dan siapa yang memohon ampunan kepada Allah, pasti Allah akan menerima permohonan ampunannya.” (HR Ibnu Abu Dunya).

Bahaya lidah sangat besar dan tidak ada orang yang bisa selamat darinya kecuali orang yang diam. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang diam, pasti selamat.” (HR Tirmidzi).

makalah Khamr (minuman keras)

BAB I
PENDAHULUAN

y7tRqè=t«ó¡o ÇÆtã ̍ôJyø9$# ÎŽÅ£÷yJø9$#ur ( ö@è% !$yJÎgŠÏù ÖNøOÎ) ׎Î7Ÿ2 ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 !$yJßgßJøOÎ)ur çŽt9ò2r& `ÏB $yJÎgÏèøÿ¯R ÇËÊÒÈ…….

219.  Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". …..
[136]  segala minuman yang memabukkan.
(QS. Al-Baqarah : 219)

            Manusia menjadi makhluk sempurna, dan manusia dituntut untuk menjadi khalifah di muka bumi ini adalah karena “akal”, namun tidak sedikit juga manusia yang merusak, menyia-nyiakan dan menghilangkan akalnya hanya karena kenikmatan sesaat dari minuman keras. Rusaknya akal  akan membawa dampak kerusakan pula bagi jiwa, kesehatan dan harta.
            Pada kemajuan akal manusia, banyak ditemukan bahwa yang memabukan itu bukan hanya berupa minuman saja, tetapi ada juga yang berupa makanan, serbuk, kristal, dan macam-macam lagi bentuknya.
            Sabda Rasulullah saw :
            “Sesuatu yang memabukan banyak atau sedikitnya pun haram.”
(Riwayat Nasai dan Abu Dawud)
            “Tiap-tiap sesuatu yang memabukan, haram.”
(Riwayat Muslim)
Islam melarang dan mengharamkan sesuatu yang memabukan, baik itu dimakannya atau diminumnya sedikit sekalipun.

tembang Jayabaya

Pancen wolak-waliking jaman, amenangi jaman edan
Ora edan ora kumanan
Sing waras padha nggagas
Wong tani padha di taleni
Wong dora pada ura-ura
Beja-bejane sing lali, lisih beja kang eling lan waspadha
Wong waras lan adil uripe ngenes lan kepencil
Sing ora abisa maling digethingi
Wong pinter durhaka dadi kanca
Wong bener sangsaya thenger-thenger
Wong salah sangsaya bungah
Akeh bandha musna tan karuan larine
Angkeh pangkat lan drajat padha minggat tan karuan sebab
Akeh wong nglanggar sumpahe dhewe
Manungsa padha sseneng ngalap
Tan anindakake hukuming Allah
Barang jahat diangkat-angkat
Barang suci dibenci
Sing edan padha bisa dandan
Sing ambangkan padha bisa nggalang omah gedong magrong-magrong

Hasan al-Bashri

Hasan al-BAshri adalah ulama besar yang disegani siapa saja dan perkataannya didengarkan siapa saja. Suatu hari para budak di kota Basrah datang menemuinya. Mereka meminta padanya agar dalam khotbah Jumatnya menyerukan kepada para penguasa dan orang kaya untuk membebaskan para budak. Sebab al-Quran menyerukan pembebasan budak. Tabiin besar itu hanya mengangguk dan berkata lirih, “Insya Allah.”

Gerakan Nasionalisme di Indonesia

[254]
Pada abad ke-20 antara 1900-1939 M, muncul beberapa isme yang dipelopori oleh Nasionalisme Islam diikuti oleh isme kontranya ;
·         Islamisme
1.       Djamiatoel Choir
2.       Al-Irsjad
3.       Sjarikat Dagang Islam
Berdiri pada 16 Oktober 1905 M|Senin, Legi, 16 Sya’ban 1323 H. Pelopornya Hadji Samanhoedi. Media cetak Taman Pewarta (1320-1335 H/1902-1915 M).
4.       Syarikat Islam
Menjadi partai pada 1923 H
5.       Persjarikatan Moehamadiyah
6.       Persjarikatan Oelama
7.       Matlaoel Anwar
8.       Nahdatoel Oelama
9.       Nahdatoel Wathan
10.   Persatoean Moeslimin Indonesia
11.   Persatoean Islam