Senin, 30 Januari 2012

Bangsa Kasihan

Kasihan bangsa yang mengenakan pakaian yang tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum 
yang tidak ia panen, dan meminum susu yang ia tidak memerasnya. 

Kasihan bangsa
yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah.

Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya
ketika tidur, 
sementara menyerah padanya
ketika bangun.

Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan,
tidak sesumbar kecuali di reruntuhan,
dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan. 

Kasihan bangsa yang negarawannya serigala, filosofnya gentong nasi, 
dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru. 

Kasihan bangsa
yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan, namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi.

Kasihan bangsa
yang orang sucinya dungu menghitung tahun-tahun berlalu, 
dan orang kuatnya masih dalam gendongan. 

Kasihan bangsa yang terpecah-pecah,dan masing-masing pecahan
menganggap dirinya sebagai bangsa.

K a h l i l G i b r a n

Riwayat Kabah

Kabah  awalnya dibangun oleh Adam dan kemudian anak Adam, Syist, melanjutkannya. Saat terjadi banjir Nabi Nuh, Kabah ikut musnah dan Allah memerintahkan Nabi Ibrahim membangun kembali. Al-Hafiz Imaduddin Ibnu Katsir mencatat riwayat itu berasal dari ahli kitab (Bani Israil), bukan dari Nabi Muhammad.

Kabah yang dibangun Ibrahim pernah rusak pada masa kekuasaan Kabilah Amaliq. Kabah dibangun kembali sesuai rancangan yang dibuat Ibrahim tanpa ada penambahan ataupun pengurangan. Saat dikuasai Kabilah Jurhum, Kabah juga mengalami kerusakan dan dibangun kembali dengan meninggikan fondasi. Pintu dibuat berdaun dua dan dikunci.

Landasan Bolehnya Mencium Tangan

Assalaamu alaikum warahmatullahi barkaatuhu. Sahabatku inilah landasan bolehnya mencium tangan. Anas bin Malik ra: "Ku lihat mereka berebutan menciumi telapak tangan nabi Muhammad SAW dan menaruhkan telapak tangan Beliau di wajah mereka, lalu kuikuti perbuatan mereka maka ketika kutaruh tangan Beliau di wajahku maka kurasakan tangan itu lebih sejuk dari es, dan tidak ada sutra yang lebih lembut dari telapak tangan Beliau dan tidak ada wewangian yang lebih wangi dari harumnya keringat Beliau”. Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW datanglah para tamu kepada Anas bin Malik ra, seraya bertanya : “adakah tanganmu ini menyentuh kulit Rasulullah saw?”, maka Anas bin malik berkata : “iya”, maka mereka mengambil tangan Anas dan menciuminya, demi mengambil berkah dari tangan yang bersentuhan dengan nabi Muhammad SAW. (Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari). Ini dasar boleh mencium tangan orang yang kita muliakan, seperti guru, orang tua, mertua atau yg dituakan, kakak & suami ( Imam Nawawi). Adabnya sederhana tetapi menumbuhkan shilaturrahm yg mendalam, saling cinta & saling hormat, SubhanALLAH.