Minggu, 08 Januari 2012

PERANG PADRI

Amerika Serikat, jauh sebelum meletusnya perang Padri, 1821-1837 M, sudah mengadakan kontak dagang dengan Indonesia di Agam Sumatra Barat. Kedatangan Amerika serikat menimbulkan kelompok Wahabi kuat perekonomiannya. Namun, kolonial Belanda berusaha meniadakan pengaruh Amerika Serikat di Sumatra Barat, dengan menggunakan potensi kaum adat  melawan Wahabi dalam Perang Padri yang berlangsung selama 17 tahun. Alasan Belanda membantu kaum Adat karena amalannya tidak Islami, mereka biasa main judi, dan minum-minuman keras.[hal, 169]

PERANG ATJEH

[258]
Perang Aceh (1873-1914 M), dilakukan setelah runtuhnya Negara Gereja Vatikan (1869 M) dan terbukanya Terusan Suez (1869 M). Dengan dikuasainya Aceh jalur niaga dari Nusantara dan Timur Tengah menjadi dekat dan Aceh adalah yang menghubungkan Asia, Afrika dan Eropa.

[262]
Perang Aceh meletus karena adanya perjanjian hubungan diplomatik antara Kesultanan Aceh dengan Konsul Amerika Serikat di Singapura, juga bekerja sama dengan Italia. Akibatnya pada Maret dan April 1873 M 8000 pasukan Belanda menduduki Aceh. M.C. Ricklefs menuliskan 80 orang serdadu Belanda mati termasuk Djenderal Kohler.

Pengembangan Diri

1.      Pengertian
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah / madrasah. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karier peserta didik, serta kegiatan ekstra kurikuler. Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan peserta khusus didik.
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sendiri sesuai bakat dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi Mts Mekarwangi Kabupaten Bogor. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan / atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan dan Kelompok Ilmiah Remaja.

Prabu Siliwangi

[148-152]
ISLAMISASI PRABU SILIWANGI DAN DINASTINYA

Ahmad Mansur Suryanegara,1995, Menemukan Sejarah, dalam bab Masuk dan Meluasnya Agama Islam di Jawa Barat, membicarakan tentang proses Islamisasi Dinasti Prabu Siliwangi dan tumbuhnya kekuasaan politik Islam di Jawa Barat. Bersumber dari Carita Purwaka Caruban Nagari-CPCN  yang ditulis oleh Pangeran Arya Cirebon, 1720 M. Kemudian menyusul Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum. 2003 Sunan Gunung Jati, di angkat dari sumber cerita yang sama CPCN.

Dituturkan dalam Cerita Purwaka Caruban Nagari, dampak pernikahan antara Prabu Siliwangi atau Raden Manah Rarasa atau Pamanah Rasa dari Pakuan Pajajaran dengan Njai Soebang Larang putri dari Ki Gedeng Tapa, Sjah Bandar dari Muara Jati Cirebon dan juga Raja Singapura menggantikan kedudukan ayahnya Ki Gedeng Suryawijaya Sakti. Nyai Subang Larang adalah santri dari Sjech Hasanoeddin atau Sjech Qoero (ulama berasal dari Tjempa, mendirikan pesantren di Karawang Jawa Barat). Melalui pernikahannya menjadi sebab terjadinya Islamisasi Prabu Siliwangi dan Dinastinya. Pernikahan tersebut dilaksanakan secara Islami.

Dari hasil pernikahan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang, melahirkan tiga orang anak:
1.       Walang Soengsang, lahir 1423 M _putra
2.       Nyai Rara Santang, lahir 1426 M _Putri
3.       Radja Sangra, lahir 1427 M _putra
Ketiga putra dan putrinya adalah perintis awal Dinasti Prabu Siliwangi yang menganut agama Islam.

KARENA DIAMPUNI IA BERTOBAT

Syahdan, seseorang mendatangi majelis pengajian Rabi’ah Al-Adawiyah. Kepada salah seorang wanita sufi terbesar dalam Islam itu, ia membuat testimoni seputar kehidupannya. Ia akui betapa sudah terlalu jauh meninggalkan Allah SWT dan sudah tak terhitung dosa yang ia perbuat, baik dosa-dosa kabaair (dosa-dosa besar) maupun dosa-dosa shogooir (dosa-dosa kecil). Maka, ia mencoba mengukur ragam-ragam kesalahannya.

Di ujung kelelahan pengembaraannya itu, ia merasakan bukannya kesadaran positif yang muncul, melainkan malah merasa semakin jauh dari ketidaktaatan kepada Allah SWT. Lalu, ia bertanya, apakah kalau pada akhirnya ia bertobat Allah SWT akan mengampuninya. “Tidak!” jawab Rabi’ah. Ia tercekat. Serasa palu godam menerjang dadanya. “Tetapi, apabila Dia mengampuni mu engkau akan bertobat,” ujar Rabi’ah.

Syafruddin Prawiranegara

Syafruddin Prawiranegara, kelahiran Serang, 28 Februrari 1911, yang wafat dalam usia 77 tahun ini, adalah Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia saat pemerintah jatuh ke tangan Belanda saat agresi Desember 1948. Syafruddin Prawiranegara Presiden kedua setelah Soekarno yang memimpin PDRI sejak Desember 1948 sampai Agustus 1949.

Asaat Datuk Mudo, Presiden ketiga yang memerintah Desember 1949 sampai Agustus 1950

|Kutipan| |Kompas, 12 Nopember 2011|Kolom, politik-ekonomi |Antihero|Budiarto Shambazy|