Sabtu, 14 Januari 2012

petikan dari ADONIS

v  Puisi berproses dalam situasi yang terus berubah dan menjadi. Puisi adalah tindakan awal tanpa akhir.
Tujuan puisi adalah pertanyaan, pengamatan, penelitian, dan terobosan.
Puisi menembus batas agama.

v  Sejarah memperlihatkan yang kuat yang menafsirkan. Mereka menciptakan kebenaran tunggal....”mereka “ adalah kolaborasi penguasa, intelektual dan uang.

v  Toleransi sejati tak mungkin dibangun kalau satu pihak mengklaim kebenaran tertinggi.

v  Berpikir adalah pekerjaan berat, tetapi merupakan langkah maju. Kemalasan berpikir membuat orang berjalan mundur, mencari solusi persoalan masa kini dari masa lalu.

_Kompas, Sosok, Jum’at 14 November 2008_

Kita mati jika kita ciptakan Tuhan
Kita mati jika tidak kita bunuh Tuhan
O, kerajaan batu cadas yang kebingungan
(“Aghaniy Mihyar al-Dimasqiy, 1961)

*       

Seseorang Tuhan telah mati
Tuhan yang duduk turun dari sana
Dari tengkorak langit
Siapa tahu
Dalam ketakutan dan kehancuran
Dalam keputusasaan dan di tandus tanah padang pasir
Dari kedalamanku muncul seorang Tuhan
(Mihyar, Adonis)

*       

Dalam Tuhan baru apa
Bangkit jasad kita
Bolak-balik besi impit gerak kita
Algojo-algojo tiada henti siksa kita
Atas nama puing-puing yang bahagia
Kelahiran kita jerit putus asa
Alamak!
(Adonis)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar