pieter-bruegel |
Toto Suparto
Kompas, Kamis 08 Januari 2009
Matsya Nyaya di gambarkan
oleh pelukis Pieter Brughel adalah ikan-ikan besar memakan ikan-ikan kecil.
Pieter Brughel ingin
menggambarkan kebiasaan politisi dimana kehidupannya seperti ikan-ikan di laut
dimana ikan besar mencaplok ikan kecil. Politik itu mengorbankan si kecil yang
sudah menjadi kelaziman manakala yang besar melahap yang kecil.
Matsya Nyaya merupakan
terminologi India, adapun strategi untuk mencaplok yang kecil terbagi dalam 4
pendekatan, yaitu :
1. Saman
Menebar
pesona
2. Danda
Kekerasan
3. Dana
Politik
uang
4. Bheda
Politik
pecah belah
Diantara 4 itu kemudian di
tambahi dengan :
a. Maya
Tipuan
b. Upeksa
Kepura-puraan
c. Indrajala
Muslihat
Dalam suatu kisah
Mahabrata, terpetik ungkapan yang menekankan, jangan jadi politisi jika enggan
menerabas etika, ungkapannya adalah :
“Jika kamu tidak siap
berbuat kasar dan membunuh orang, seperti nelayan membunuh ikan, lupakan semua
harapan untuk meraih keberhasilan besar”
Untuk menangkal dari
strategi Matsya Nyaya adalah dengan suara hati. Suara hati merupakan kesadaran
moral dalam situasi nyata, artinya kesadaran dalam situasi itu kita bisa
memilih antara melakukan yang benar atau yang salah, serta bahwa kita tidak
boleh melakukan yang salah.
Teolog Jhon Henry Newman
menegaskan, dalam suara hati kita menyadari berkewajiban mutlak untuk melakukan
yang baik dan benar serta menolak yang buruk dan salah.