Rabu, 05 Desember 2012

MATSYA NYAYA

pieter-bruegel


Toto Suparto
Kompas, Kamis 08 Januari 2009

Matsya Nyaya di gambarkan oleh pelukis Pieter Brughel adalah ikan-ikan besar memakan ikan-ikan kecil.

Pieter Brughel ingin menggambarkan kebiasaan politisi dimana kehidupannya seperti ikan-ikan di laut dimana ikan besar mencaplok ikan kecil. Politik itu mengorbankan si kecil yang sudah menjadi kelaziman manakala yang besar melahap yang kecil.

Matsya Nyaya merupakan terminologi India, adapun strategi untuk mencaplok yang kecil terbagi dalam 4 pendekatan, yaitu :
1.     Saman
Menebar pesona
2.     Danda
Kekerasan
3.     Dana
Politik uang
4.     Bheda
Politik pecah belah

Diantara 4 itu kemudian di tambahi dengan :
a.     Maya
Tipuan
b.     Upeksa
Kepura-puraan
c.      Indrajala
Muslihat

Dalam suatu kisah Mahabrata, terpetik ungkapan yang menekankan, jangan jadi politisi jika enggan menerabas etika, ungkapannya adalah :

“Jika kamu tidak siap berbuat kasar dan membunuh orang, seperti nelayan membunuh ikan, lupakan semua harapan untuk meraih keberhasilan besar”

Untuk menangkal dari strategi Matsya Nyaya adalah dengan suara hati. Suara hati merupakan kesadaran moral dalam situasi nyata, artinya kesadaran dalam situasi itu kita bisa memilih antara melakukan yang benar atau yang salah, serta bahwa kita tidak boleh melakukan yang salah.

Teolog Jhon Henry Newman menegaskan, dalam suara hati kita menyadari berkewajiban mutlak untuk melakukan yang baik dan benar serta menolak yang buruk dan salah.