Senin, 20 Agustus 2012

Partikel II


Partikel
Dewi ‘Dee’ Lestari
Bentang Pustaka
Jakarta, 2012


Manusia sudah ber-evolusi terlalu jauh meninggalkan alam.[6]

Terputusnya manusia dengan alam diindikasikan dengan praktek samanisme yang tergusur.
Bumi mengalami krisis karena relasi manusia dan bumi semakin mekanistis. Alam ini tidak lagi dilihat sebagai bermukimnya spirit-spirit luhur, melainkan sebatas kekayaan flora dan fauna yang bisa di eksploitasi kapan saja.[388]

Seseorang tidak mungkin menaklukkan angkasa luar kalau ia belum menaklukkan alam batinnya. Seberapa jauh umat manusia mengeksplorasi alam batinnya, sebatas itu pulalah kita bisa mengeksplorasi angkasa.[410]

Bumi adalah makhluk hidup berkesadaran dan manusia adalah penyakit terjahat bagi bumi.
Bumi kita ini organisme hidup berinteligensi tinggi dan dia sadar atas semua perlakukan kita kepadanya.[422]

Kita tidak bisa memakai keterbatasan logika untuk memahami kompleksnya dimensi lain. Kalau logika mu tidak sanggup mengikuti, tapi intuisi mu merasakan sesuatu, bukan berarti kita pasti salah kan?....segalanya mungkin.[467]

Inspirasi akan memilih inangnya. Seperti jodoh ketika bertemu dan pas, terjadilah perkawinan, dan muncullah entitas baru. [492]

Partikel


Partikel
Dewi ‘Dee’ Lestari
Bentang Pustaka
Jakarta, 2012

          Engkaulah keheningan yang hadir sebelum segala suara
                     Engkaulah lengang tempatku berpulang

                            Bunyimu adalah senyapmu
                            Tarianmu adalah gemingmu

Pada bisumu, bermuara segala jawaban
Dalam hadirmu, keabadian sayup mengecup

Saput batinku meluruh tatapmu sekilas dan sungguh
Bersama engkau, aku hanya kepala tanpa rencana
Telanjang tanpa kata-kata

Cuma kini
Tinggal sunyi

Dan, waktu perlahan mati

(catatan kecil saat langit kelabu di taman bambu)