Kamis, 12 Januari 2012

ISLAM KE NUSANTARA INDONESIA

[8]
Masih pada pendistorsian, pada masa penjajahan Belanda tidak dituliskannya adanya jalinan hubungan niaga antara Cina dengan Arab dan antara India dengan Arab. Padahal hubungan niaga tersebut sudah terjalin sejak 500 M, melalui jalan darat yang di kenal dengan jalan sutra. Jalan perniagaan antara India, Cina dan Nusantara Indonesia (Prof. Dr. D. H. Burger dan Prof. Mr. Prajudi dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, telah terjalin sejak abad Sebelum Masehi).

Jika saat itu barang dagangan yang sangat dibutuhkan oleh pasar dunia adalah rempah-rempah, dapat dipastikan pasar-pasar di Nusantara Indonesia sangat besar peranannya pada pasar dunia. Oleh karena itu peran pasar-pasar ini pula, agama Islam masuk dan berkembang ke Nusantara.


[23]
Problema penulisan Sejarah Islam Indonesia, dimundurkannya waktu masuknya agama Islam ke Nusantara dari abad ke – 1 H/ke – 7 menjadi abad ke – 13 M.[13]. Ajaran agama Islam dibawa oleh para wirausahawan Arab yang mengadakan kunjungan – intransit visi, singgah sejenak – temporary halts, di kota pelabuhan – port towns dan daerah-daerah sepanjang pantai – coastal belts.

[99]
v  Teori Guajarat
Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje, Sarjana Belanda. Menyatakan Islam tidak mungkin masuk Nusantara Indonesia langsung dari Arab tanpa melalui tasawuf yang berkembang di India (Guajarat). Daerah yang pertama dimasuki Kesultanan Samudra Pasai abad ke-13 M. Kelemahan Snouck adalah tidak menjelaskan mazhab apa yang dianut di Guajarat dan Samudra Pasai.

v  Teori Makkah
Prof. Dr. Buya Hamka, dalam Seminar Masuknya Agama Islam ke Indonsia, di Medan (1963)_lebih mengangkat dari Berita Cina Dinasti Tang. Masuknya Islam ke Nusantara abad ke-7 M, karena ditemukannya hunian wirausahawan Arab Islam di pantai barat Sumatra, disimpulkan Islam masuk dari daerah Arab. Sedangkan Kesultanan Samudra Pasai didirikan pada 1275 M atau abad ke-13 M, pada waktu itu bukan awal masuk Islam tetapi perkembangannya.
[100]
v  Teori Persia
Prof. Dr. Abubakar Atjeh, mengikuti pandangan Dr. Hoesein Djajadiningrat. Islam masuk dari Persia dan bermazhab Syi’ah. Didasarkan pada sistem pengejaan huruf al-Quran, terutama di Jawa Barat. Kelemahan Abubakar adalah, tidak semua sistem baca huruf al-Quran di Persia menganut mazhab Syi’ah dan di Jawa Barat pada umumnya bermazhab Syafi’i.
[100-101]
v  Teori Cina
Prof . Dr. Slamet Muljana, 1968, dalam Runtuhnya Kerajaan Hindu Djawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara Indonesia. Berpendapat Sultan Demak dan Wali Sanga adalah peranakan Cina, pendapat ini bertolak dari Kronik Klenteng Sam Po Kong. Kelemahannya adalah, menurut Prof. Dr. G.W.J. Drewes Guru Besar Islamologi dari Universitas Leiden, ketika di IAIN Sunan Kali Djaga Yogyakarta, diberitakan Berita Buana, Selasa 23 Nopember 1971, menyatakan pengambilan data yang dikumpulkan oleh Prof . Dr. Slamet Muljana tidak tepat dan tidak beralasan.
[102]
v  Teori Maritim
N.A. Baloch, Sejarawan Pakistan. Masuk dan berkembangnya agama Islam di Nusantara Indonesia pada abad ke-1 H/ke-7 M, Islam mulai dikenalkan di sepanjang jalan laut niaga di pantai-pantai tempat persinggahannya. Proses pengenalan Islam berlangsung selama lima abad, dari abad ke-1-5 H/7-12 M. Kemudian pada abad ke-6 H/13 M usahawan pribumi terjadi pengembangan Islam ke pedalaman di mulai dari Aceh pada abad ke-9 M.

SUMBER EKSTERNAL
[105]
Masa Khulafur Rasyidin dan pusat pemerintahannya.
·         Abu bakar Ash Shiddiq 11-13 H/632-634 M di Madinah
·         Umar bin Al-Khathab 13-24 H/ 634-644 M di Madinah
·         Utsman bin Affan 24-36 H/644-656 M di Madinah
·         Ali bin Abi Thalib 36-41 H/656-661 M di Kufah


[104]
Syaikh Syamsudin Abu Ubaidillah Muhammad bin Thalib ad-Dimsyaqi (Syaikh Ar-Rabwa) dalam bukunya Nukhbat ad-Dahr, menjelaskan bahwa wirausahawan muslim masuk ke Nusantara Indonesia pada masa Khalifah Utsman bin Affan. [105] Selanjutnya, menurut sejarah Cina, bahwa Khalifah Islam telah mengirimkan 32 utusan dagang ke Cina. Apabila masa Kulafur Rasyidin selama 29 tahun, 11-41 H/632-661 M, tidaklah mungkin hubungan dagang dengan 32 utusan tersebut hanya terjadi pada masa Khalifah Utsman bin Affan semata, dan dari 32 utusan tersebut satu-satunya jalan menuju Cina adalah melalui kepulauan Nusantara Indonesia.
[106]
Dalam berita Cina Dinasti Tang, menyebutkan adanya peristiwa utusan dagang dari Ta Che Ke menuju Kalingga pada 674 M. Menurut Prof. Dr. Buya Hamka Ta Che Ke adalah Umayah yang pemerintahannya di Damaskus, 41-133 H/661-750 M, ia berpendapat Kalingga sebagai Kerajaan Islam.
 [122]
M.C. Ricklefs, 1991 dalam Sejarah Indonesia Modern membuktikan dengan adanya makam-makam orang Jawa Muslim di dekat situs istana Kerajaan Hindu Majapahit. Dari nisannya berangka 1298-1533 tahun Saka atau 1396-1611 Tahun Masehi, walaupun menggunakan Tahun Saka tetapi Ricklefs berpendapat makam tersebut adalah orang Jawa Islam, makam tersebut berbicara orang yang dimakamkan adalah elit Jawa Kerajaan Hindu Majapahit yang masuk Islam.

M.C. Ricklefs, menuturkan adanya orang Cina Muslim, yakni Ma Huan pada 1416 M datang dari pantai utara Jawa. Dalam bukunya, Ying-yai heng-lan atau Peninjauan Pantai-pantai Samudra, 1451 M, menuturkan adanya komunitas pantai utara yang terdiri dari tiga golongan:
1. Orang-orang Muslim di Barat
2. Orang Cina yang sebagian masuk Islam
3. Orang Jawa yang menyembah berhala.

M.C. Ricklefs, membenarkan laporan Ma Huan karena pada nisan Trowulan dari Troloyo bebicara bahwa para bangsawan Jawa di Istana Majapahit telah memeluk Islam 50 tahun sebelum datangnya Ma Huan.
[154-155]
Drs. R. Moh Ali, Kepala Arsip Nasional dan Ketua Fakultas Sastra Universitas Pajajaran, penyebab kemunduran kekuasaan politik Hindu dan Budha terjadi akibat pembangunan candi-candi atau patung-patung yang besar yang menimbulkan kesengsaraan pada rakyat kasta Sudra atau Paria karena mereka berkewajiban untuk kerja bakti kepada raja.  Kemudian rakyat yang berkasta sudra atau paria bereksodus menjauhi wilayahnya, bukan hanya menunggalkan desanya tetapi meninggalkan keyakinan lamanya juga dan masuk Islam. Status sosialnya pun sebagai sudra dan paria telah hilang karena dalam Islam tidak mengenal kasta.

Abad ke-11, di pulau Jawa telah berdiri kekuasaan politik Islam Leran Gresik, Jawa Timur, oleh Fatimah Hibatullah binti Maimun, wafat Rajab 475 H/ Desember 1082 M. Waktu pendirian kekusaan Politik Islam tersebut hampir bersamaan dengan masa tahta kekuasaan politik Hindu Kediri di bawah Raja Airlangga, 1019-1042 M dan Raja Prabu, 1135-1157 M.

Mahakarya Perjuangan Ulama dan Santri dalam Menegakan NKRI
Ahmad Mansur Suryanegara
PT. Salamadani Pustaka Semesta
2009 M|Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar