· Buku yang lebih tua dan semakin sering dibaca lebih kuat dari buku baru yang belum pernah dibaca.
· Pembacalah yang melakukan reproduksi makna yang menentukan “kekuatan” sebuah buku, bukan pengarangnya.
Suara Buku
· Hanya ada satu tempat idaman untuk rumpun kata-kata: Buku. Disitulah mereka bisa menjalankan fungsi sebenarnya _menyampaikan ilmu pengetahuan, membagi informasi, hingga menyuarakan kebenaran_ tanpa takut lenyap seketika terbawa angin yang berembus. Buku adalah sebuah prasasti, tempat kata-kata menjejakan maknanya yang ambigu sembari menunggu dipahami lebih lanjut. Pun sebuah kotak harta karun misterius yang bisa mendatangkan berbagai resiko.
· Setiap buku memiliki suara tersendiri....Seperti berkomunikasi langsung dengan pembacanya.
· Ada cerita dibalik cerita. Inilah yang terjadi jika buku bisa berdiri sendiri. Ia selalu memberikan sebuah cerita baru setiap kali dibaca ulang.
Buku terkutuk
· Tetapi, tanpa disadari, membumihanguskan buku-buku terkutuk sama saja dengan melepaskan kutukan itu ketengah pusaran angin. Kutukan akan hinggap dan tersemai di mana-mana.
Anindita S Thayf_Kompas | Tren | Buku | Minggu, 18 Juli 2010_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar