Jumat, 29 Juni 2012

Serat Sabda Palon


ZAMAN GEMBLUNG
Sri Winata Achmad
Diva Press
Jogjakarta, 2011


Benar-benar kesengsaraan di tanah Jawa semasa tahun 1870
Ibarat menyeberangi sungai baru sampai di tengah, sungai itu banjir bandang
Karena kedalamannya, sungai itu menenggelamkan manusia
Banyak manusia mati

Petaka yang timbul di seluruh tanah Jawa, berkat dari Sang Pemberi Hidup
Tak dapat dielakkan
Karena, dunia ini dalam genggaman kekuasaan-Nya
Seluruh para dewata hanya memberikan tanda
Bahwa dunia ini ada yang menciptakannya

Beraneka rupa petaka yang menghancurkan pulau Jawa
Seluruh orang yang bekerja penghasilannya tak mencukupi
Para bangsawan berduka
Para pedagang dalam kebangkrutan
Buruh berpenghasilan kecil
Petani hidup serba kekurangan, hasilnya banyak terbuang di sawah
Bumi kehilangan berkahnya
Banyak hama yang mendatangi
Banyak kayu yang hilang, ditebangi pencuri
Hingga hutan benar-benar hancur
Karena hasilnya dijadikan rebutan

Telah rusak tata kehidupan manusia
Bila malam gerimis banyak pencuri
Bila siang, banyak perampok di jalan
Banyak manusia saling berebut benar
Dengan berdalih hukum negara
Tak kuat menderita, namun terburu datangnya petaka yang sangat besar

Penyakit menjadi-jadi di tanah Jawa
Pagi sakit, sorenya mati

Selain petaka kematian
Terjadilah banjir yang mematikan
Hujan angin salah musim
Angin besar yang sangat menakutkan
Kayu-kayu besar roboh diterpa angin besar
Roboh berserakan
Sungai-sungai banjir
Bila diibaratkan seperti samudra
Gelombang naik ke daratan
Merusak batas pantai
Sedangkan kayu-kayu di sekitar sungai terseret arus banjir
Sampai ke laut
Batu-batu besar hanyut
Tenggelam, ikut terseret arus
Bergemuruh suaranya

Gunung-gunung besar meletus sangat menakutkan
Menggelegar suaranya
Lahar muntah ke segala penjuru
Meluap menggenangi
Menjelajah di tengah hutan dan desa besar
Banyak manusia mati
Kerbau dan sapi musnah
Sirna dan tidak dapat pulih kembali

Terjadi gempa tujuh kali sehari
Membuat manusia menderita
Tanahnya retak-retak
Para makhluk halus melempari
Menyeret seluruh manusia
Hingga ribut ke sana kemari
Banyak yang mengalami sakit raga
Hanya sedikit yang sembuh
Namun kebanyakan mati

(Serat Sabda Palon)
[210-213]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar