Bumi
Manusia
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara
Jakarta, 2005
Bakal jadi apa kau ini kalau aku tidak sanggup bersikap keras? Terhadap siapa
saja.[139]
Cerita tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang
manusia dan kehidupannya, tapi tentang surga, dan jelas tidak terjadi di atas
bumi kita ini.[165]
Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang
lain..........Kalau orang tak tahu batas, Tuhan akan memaksanya tahu dengan
cara-Nya sendiri.[189]
Jangan sakiti orang tua mu, dan orang yang kau anggap tak tahu segala
sesuatu yang kau tahu.[194]
Begini mungkin kodrat perempuan. Dia menderitakan sakit waktu melahirkan,
menderita sakit lagi karena tingkahnya.[194]
Tahu kalian apa yang di butuhkan bangsa cacing ini? Seorang pemimpin yang
mampu mengangkat derajat mereka kembali.[283]
Kodrat umat manusia kini dan kemudian ditentukan oleh penguasaannya atas
ilmu dan pengetahuan. Semua, pribadi dan bangsa-bangsa akan tumbang tanpa itu.
Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan
kehinaan.[285-286]
Dia bangga sebagai Jawa, dan itu baik selama dia punya perasaan harga diri
sebagai pribadi mau pun sebagai anak bangsa. Jangan seperti bangsanya pada
umumnya, mereka merasa sebagai bangsa tiada tara di dunia ini bila berada di
antara mereka sendiri. Begitu di dekat seorang Eropa, seorang saja, sudah
melata, bahkan mengangkat pandang pun tak ada keberanian lagi.[286-287]
Sahabatku, di mana gerangan Gung Jawa di luar gamelan, dalam kehidupan
nyata ini?.[287]
Dengarkan gamelan itu........Begitulah berabad-abad belakangan ini. Dan
Gung kehidupan Jawa tak juga tiba. Gamelan itu lebih banyak menyanyikan
kerinduan suatu bangsa akan datangnya Messias-merindukan, tidak mencari dan
tidak melahirkan. Gamelan itu sendiri menterjemahkan kehidupan kejiwaan Jawa
yang ogah mencari, hanya berputar-putar, mengulang, seperti doa dan mantra, membenamkan,
mematikan pikiran, membawa orang ke alam lesu yang menyesatkan, tidak ada
pribadi.[287-288]
Setiap lelaki yang beristri lebih dari seorang pasti seorang penipu, dan
menjadi penipu tanpa semau sendiri.[302]
Ketakutan itu sendiri adalah kebodohan awal yang akan membodohkan
semua.[310]
Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar
kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan
yang pandai.[313]
Ingat, kesan pertama betapapun penting, belum tentu benar.[348]
Dia seperti batu meteor yang melesat sendirian, melintasi keluasan tanpa
batas, entah di mana kelak bakal mendarat, di planet lain atau kembali ke bumi,
atau hilang dalam keterbatasan alam.[348]
Cinta tak lain dari sumber kekuatan tanpa bandingan, bisa mengubah,
menghancurkan atau meniadakan, membangun atau menggalang.[373]
Kalau hidup terus orang menjadi beban semua. Kalau mati dia akan jadi
sesalan.[376]