Bumi
Manusia
Pramoedya Ananta Toer
Lentera Dipantara
Jakarta, 2005
Cerita,....selamanya manusia, kehidupannya, bukan kematiannya. Ya, biarpun
yang di tampilkanya itu hewan, raksasa atau dewa atau hantu. Dan tak ada yang
lebih sulit di pahami dari pada sang manusia....jangan anggap remeh si manusia,
yang kelihatannya begitu sederhana; biar penglihatanmu setajam mata elang,
pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa,
pendengaranmu dapat menangkap musik dan ratap tangis kehidupan; pengetahuan mu
tentang manusia takkan bakal kemput.[7]
Hari depan yang selalu menggoda! Misteri! Setiap pribadi akan datang
padanya mau tak mau, dengan seluruh jiwa dan raganya. Dan terlalu sering dia
ternyata maharaja zalim. Juga akhirnya aku datang padanya bakalnya. Adakah itu
dewa pemurah atau jail, itulah memang urusan dia: manusia terlalu sering
bertepuk sebelah tangan....[9]
Ilmu pengetahuan telah memberikan restu yang tiada terhingga indahnya.[11]
Aku lebih mempercayai ilmu pengetahuan, akal. Setidak-tidaknya padanya ada
kepastian-kepastian yang bisa di pegang.[16]
Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak dihadapkan orang
lain.[35]
Kau harus berterima kasih pada segala yang memberi mu
kehidupan....sekalipun dia hanya seekor kuda.[50]
Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena
usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri.[59]
Seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran
apalagi dalam perbuatan.[77]
Cinta itu indah,...juga kebinasaan yang mungkin membuntutinya. Orang harus
berani menghadapi akibatnya.[81]
Kasihan hanya perasaan orang berkemauan baik yang tidak mampu berbuat.
Kasihan hanya satu kemewahan atau satu kelemahan. Yang terpuji memang dia yang
mampu melakukan kemauan-baiknya.[83]
Wanita lebih suka mengabdi pada kekinian dan getar pada ketuaan; mereka
dicengkam oleh impian tentang kemudaan yang rapuh itu dan hendak bergayutan abadi
pada kemudaan impian itu. Umur sungguh aniaya bagi wanita.[89]
Memerintah pekerja pun kau tidak bisa karena kau tak bisa memerintah dirimu
sendiri. Memerintah dirimu sendiri kau tak bisa karena kau tak tahu
bekerja.[98]
Manusia yang wajar mesti punya sahabat, persahabatan tanpa pamrih. Tanpa
sahabat hidup akan terlalu sunyi.[101]
Sekali dalam hidup orang mesti menentukan sikap. Kalau tidak, dia takkan
menjadi apa-apa.[139]
Bagi anda yang hobby bermain judi online seperti :
BalasHapusBandar Ceme, Ceme Keliling, Capsa Susun, Domino, Bandar Poker dan Live Poker.
Mari segera bergabung bersama kami di www,s1288poker,com
Kami agen penyediaan jasa judi online terbaik dan terpercaya.
(WA : 08122221680)