Senin, 06 Februari 2012

Berobat Sesuai Syariat Agama

TANYA                 :
Assalamualaikum wr wb
Paman saya mempunyai kepercayaan yang unik. Jika beliau sakit, beliau tidak hanya pergi ke dokter, tapi juga ke kiai. Dan sang kiai selalu mengatakan, ada orang yang berniat pada paman dengan mengirimkan penyakit itu. Lalu, sang kiai memberi paman air yang sudah diberi do’a (biasanya dalam bahasa Arab) supaya diminum tidak hanya oleh paman, tapi juga oleh keluarga.
Apakah perbuatan ini benar dalam Islam? Saya takut paman telah beruat syirik. Mohon penjelasan.
Hamba Allah, Jakarta
JAWAB                                 :
Waalaikumussalam wr wb
“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim [66]:6).
                Kewajiban kita semua adalah melindungi diri sendiri dan anggota keluarga dari syirik yang menyebabkan terjerumusnya diri dan keluarga ke dalam api neraka di akhirat nanti. Agamawan yang benar akan menilai positif takdir – takdir Allah SWT dan meyakini bahwa tidak ada bahaya/mudarat yang menimpa seorang hamba tanpa kehendak dan izin-Nya.
                Karena itu, mereka tak akan membuat fitnah dan mengobati dengan mengatakan ada orang yang jahat pada keluarga anda. Jika jawaban seorang agamawan selalu mengarah kepada fitnah dengan mengatakan ada orang lain yang berbuat jahat, kemungkinan besar ia hanya seorang dukun yang berkedok ustaz, kiai, tabib dan lain-lain.
                Sampaikan kepada paman anda bahwa berobat ke dokter itu berarti sudah menjalankan syariat agama. Meminum obat dari dokter juga syariat yang dianjurkan Allah dan Rasul-Nya. Tentang air yang diminum juga untuk keluarga, sebaiknya hindarilah dan tanyakan kepada ulama didekat anda apakah bacaan dan caranya sesuai dengan ruqyah yang syar’i atau tidak. Wallau a’lam bish shawab.

Republika | Jum’at ,4 Maret 2011|Konsultasi Agama
Ustaz Bachtiar Nasir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar